Pasca dibeli Facebook pada 2012 silam, Instagram terus melejit. Sebuah aplikasi yang hanya memiliki pengguna 40 jutaan saja, Instagram memang aplikasi kecil pada masanya. Namun visi Mark Zuckerberg ketika melihat aplikasi membuatkan foto ini menepis segala kritik yang pernah terlontar. Dan ini terbukti setelah satu tahun kemudian, Instgram tumbuh dua kali lipat, jadi 90 juta pengguna.
Instagram tumbuh menjadi aplikasi raksasa, yang kini punya 700 juta pengguna. Selain mendapat berkah karena kekerabatan saudaranya dengan Facebook, Instagram berbeda semenjak lahir. Rumusan postingan yang menarik dalam media sosial, yakni postingan yang memiliki gambar, alih-alih goresan pena panjang, telah dibawa oleh Instagram semenjak dibuat. Sehingga pengguna Instagram diuntungkan dengan konsep membuatkan foto ini, terlebih buat selebgram.
Istilah selebgram tentu tak perlu dijelaskan panjang-lebar 'kan? Yang perlu penjelasan, tentu saja sebuah pertanyaan mengapa di Facebook tak ada Facebook-seleb, sementara di Instagram ternyata ada. Pada Instagram, konsep membangun akun dimulai dari
follow atau 'mengikuti'. Konsep ini akrab kaitannya dengan
influence yang dipakai dalam seni administrasi
social media marketing. Semakin banyak sebuah akun memiliki
followers, semakin tinggi pula tingkat
influence-nya.
Facebook tentu tak memiliki konsep semacam itu. Meski ketika ini punya konsep yang sama dalam bentuk '
follow' serta '
like' dalam akun
fanpage, namun Facebook merupakan media umum yang berbeda.
Sayangnya belum ada komitmen tertulis yang menjelaskan seberapa banyak
followers sebuah akun untuk mampu disebut sebagai selebgram. Tapi ketika akun sudah punya puluhan ribu
followers, tentu mampu lah disebut punya
influence yang bagus. Sehingga akun-akun semacam ini dilirik oleh
brand untuk menunjukkan
endorse atau mengiklankan produknya. Dan tentu saja uang pun mengalir.
Jika target menjadi
influencer adalah soal uang, mungkin tak ada salahnya bila menengok eksperimen Mediakix. Agen pemasaran digital yang berbasis di Amerika ini membuat sebuah eksperimen di Instagram yang cukup mengejutkan.
Eksperimen mengejutkan dalam menciptakan akun Instagram palsu. Ya, mengejutkan! Mediakix membuat dua buah akun palsu,
@calibeachgirl310 dan
@wanderingggirl. Untuk akun @calibeachgirl310, Mediakix membuat konsep seorang gadis pantai. Akun ini dibuat dengan memakai seorang model lokal dengan aneka
photoshoot dalam satu waktu dan beragam gaya yang menghasilkan puluhan foto bagus dan seksi. Kemudian untuk @wanderingggirl dibuat konsep seorang gadis
traveller. Kalau akun ini memakai foto-foto wisata yang diambil dari internet.
|
Akun @calibeachgirl310 yang kini sudah memiliki 51 ribu followers. |
|
Akun @wanderingggirl yang kini sudah memiliki 31 ribu followers. |
Setiap harinya, kedua akun ini mengunggah foto dengan konsisten. Foto-foto tersebut diunggah sesuai dengan konsep pada masing-masing akun. Kemudian secara perlahan, kedua akun ini diberikan
followers bayaran. Biayanya $8 per 1.000
followers.
Followers ini pun dibeli secara perlahan untuk menghindari
banned dari Instagram.
Totalnya Mediakix membayar sampai $120 untuk 15.000
followers. Namun biayanya pun tak hanya itu saja, karena untuk memancing orang untuk tertarik atau istilahnya membuat
account engagement maka dibuatlah
comment dan
like dalam setiap postingan kedua akun itu. Mediakix pun membayar lagi sebesar 12 sen per komentar serta $9 per 1.000 likes. Untuk setiap unggahan foto, Mediakix membuat 2.500
like dan 10 sampai 50 komentar.
Menurut situs Mediakix sendiri, eksperimen ini menghabiskan anggaran sekitar $300. Kedua akun menerima
followers 80 ribu lebih. Akun @calibeachgirl310 memiliki 51 ribuan
followers, sementara @wanderingggirl menerima 31 ribuan
followers. Sepertinya nggak perlu dibahas ya mengapa gadis pantai lebih banyak
followers-nya dibandingkan dengan gadis
traveller. Sebab hal yang lebih menarik untuk dibahas yaitu dari budget $300 tersebut, Mediakix menerima sponsor!
Ya, kedua akun palsu tersebut berhasil menggaet sponsor. Meski Mediakix tidak menyebutkan nominalnya, tapi sponsor untuk kedua akun tersebut sepertinya menggiurkan. Akun @calibeachgirl310 menerima sponsor dari perusahaan pembuat baju renang dan sebuah perusahaan makanan dan minuman. Sementara @wanderingggirl menerima sponsor dari perusahaan minuman beralkohol serta perusahaan makanan dan minuman yang sama dengan akun satunya.
Tujuan eksperimen Mediakix ini berupaya menandakan bila inlfluencer palsu media sosial, khususnya Instagram, benar-benar ada dan membahayakn industri digital marketing. Menurut Mediakix sendiri, perputaran uang di industri
influencer Instagram sendiri mencapai $1 Milyar. Angka ini bakal berlipat ganda pada 2019 nanti. Sehingga banyak pihak berbondong-bondong untuk berebut kudapan manis yang sama. Sayangnya, banyak dari para pihak tersebut memanjat pohon persaingan dengan cara yang kurang elok, dan salah satunya yaitu dengan cara menyerupai yang telah dicoba oleh Mediakix tersebut.
Sementara di pihak yang lain,
brand ingin cepat merangsek ke pasar dan membelanjakan uangnya untuk menciptakan
brand awareness pada calon konsumen. Namun daya gedor
brand ini sering tidak dilengkapi pengetahuan yang mumpuni untuk membuat keputusan wacana saluran media umum mana yang layak untuk diberikan anggaran sponsor. Sementara, ketika muncul sebagai iklan biasa di Instagram, brand mungkin kurang percaya diri karena banyak nasehat dari jago
marketing yang menyarankan untuk beriklan
native di saluran media sosial, dan salah satunya di akun selebgram.
Memang sih, sepertinya Mediakix juga berupaya untuk melaksanakan promo terhadap jasa konsultasi mereka di bidang digital
marketing. Tapi eksperimen ini setidaknya membuka mata, bahwa cara-cara yang ditempuh untuk menjadi
influencer dengan menciptakan '
fake account' sepertinya telah terbongkar. Ya, meski tak ada salahnya dicoba juga *ketawa jahat*.
Belum ada tanggapan untuk "Eksperimen Akun Palsu di Instagram Yang Mengejutkan"
Posting Komentar